jasa konselor skripsi manajemen
PIN BBM: 2BD7AFA4, no plagiat /tidak penjiplakan (tidak menjiplak) WA +62821.3666.8777 (WhatsApp); no-plagiat.com
*Semua jurusan* kuantitatif dan kualitatif.
pin Blackberry: 25CEB95C & 2BAAF273. SMS: 0821-3666-8777 &
0877-3938-3777. Pengembangan dan Konsultasi Pengolahan Data Penelitian; Olah
Data Skripsi - Tesis & Disertasi. Semua jurusan*. Jaminan GARANSI sampai
LULUS ACC & bimbingan sampai Wisuda. CEPAT Professional. www.dLuha.COM,
Kejar Sukses, Kejar Wisuda:: 0877.3938.3777
– 0821.3666.8777.
Waktu Pekerjaan 7 -
10 Hari.
Face to Face
Tatap Muka Langsung
Ketemu di kantor /Kosultasi dengan tatap muka bisa dilakukan di kantor
www.dLuha.COM
via Online dan via
email
Bagi yang sibuk,
konsultasi bisa dilakukan via email, WhatsApp/WA, Yahoo Messenger/YM, BBM
/BlackBerry dan telpon/sms Telkomsel, Indosat, XL.
Biaya dan Harga
Pembayaran Bertahap,
rincian pembayaran kami kirim email ke ANDA dalam draft prosedur bimbingan
skripsi. Biaya tergantung tingkat kesulitannya, tolak ukurnya Judul Skripsi,
Jurusan, Tempat /obyek Penelitian (KTI /PI - Skripsi /TA - PTK - Tesis &
Disertasi)
Membedah Tuntas Sistem Manajemen Produksi Toyota Jepang
Sistem manajemen produksi Toyota Jepang mampu menyita perhatian publik yang kini hanya bisa menggeleng – gelengkan kepala oleh kesuksesan yang diraih oleh perusahaan Toyota asal dari negara Jepang ini.
Perusahaan Toyota merupakan manufaktur di Asia yang bisa menyediakan produksi massal bagi perkembangan bisnis automobile di dunia. Kesuksesan Jepang dalam bidang otomotif ini menjadikan metode pelaksanaan bisnisnya dalam kiblat industri di dunia.
Begitu cepatnya Jepang dalam melaksanakan bisnis perancangan serta produksi mobil ini membuat dunia bersorak ramai takjub dengan kesuksesan yang ada.
Kunci suksesnya produk Toyota Jepang ini didukung dengan sistem manajemen produksi yang diterapkannya. Sebelum semua menyadari pentingnya sistem manajemen produksi ini, maka perusahaan Toyota sudah melaksanakannya dengan segera sehingga hasil yang didapatkan memuaskan bagi perkembangan ekonomi negara Jepang.
Nah, ulasan selengkapya mengenai sistem manajemen produksi Toyota Jepang ini akan anda temukan secara detail dalam ulasan berikut ini yaitu :
Sistem Manajamen Produksi Toyota
Sistem manajemen produksi merupakan sebuah tata laksana yang didalamnya terdiri atas pengaturan dan pengelolaan sumber daya produksi untuk didapatkan hasil produksi yang memuaskan bagi perusahaan maupun konsumen produknya.
Pelaksanaan sistem manajemen produksi tidak hanya menjadi tanggung jawab oleh beberapa orang yang ada dalam proses produksi melainkan semua orang dalam perusahaan berperan dalam pelaksanaan sistem manajemen produksi. Inilah fungsi loyalitas bagi pekerja yaitu untuk meningkatkan nilai produksi perusahaan secara bersamaan.
Katalog KPI Lengkap - Daftar 300 KPI untuk Departemen Produksi, Maintenance, Gudang, PPIC dan lain-lain. Download NOW.
Sistem manajemen produksi yang dijalankan oleh perusahaan Toyota Jepang terbagi atas metode produksi dan kerangka dasarnya. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan sistem manajemen produksi Toyota Jepang yaitu :
Metode Produksi Toyota
Metode produksi merupakan sebuah cara yang sistematis dan terstruktur untuk menghasilkan sebuah produk jadi dari pengolahan bahan mentah atau bahan setengah jadi yang diterima oleh perusahaan.
Begitu pun halnya dengan metode produksi yang dilaksanakan oleh Toyota Jepang. Perusahaan Toyota Jepang ini mengupayakan recruitment atau penerimaan pegawai yang berkompeten dengan keterampilan serta kesederhanaan yang sangat fleksibel sehingga bisa memenuhi apapun kebutuhan konsumen di luar.
Produk standar yang dihasilkannya pun bisa mencukupi seluruh permintaan konsumen di pasaran sehingga volume produksi perusahaan Toyota ini terbilang besar dibandingkan dengan perusahaan otomotif lainnya.
Katalog KPI Lengkap - Daftar 300 KPI untuk Departemen Produksi, Maintenance, Gudang, PPIC dan lain-lain. Download NOW.
Perusahaan Toyota menciptakan sistem produksi baru yang lebih memaksimalkan persediaan untuk konsumen dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan sehingga ketika permintaan konsumen tersebut besar bagi perusahaan maka produsen Toyota Jepang menganggap bahwa dirinya sedang mengalami kesuksesan.
Kerangka Dasar Produksi Toyota
Berbicara mengenai kerangka dasar produksi Toyota tentunya tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya ide. Keberadaan kerangka dasar dari sebuah perusahaan Toyota ini didasarkan atas ide awal yang digagaskan oleh perusahaan sehingga mampu menciptakan produk baru yang berkualitas.
Nah, setelah munculnya ide produksi Toyota ini maka perusahaan Toyota mulai melakukan perancangan sistem manajemen produksi yang tepat bagi produknya.
Sistem manajemen produksi Toyota Jepang menggunakan teknologi manajemen produksi yang komprehensif dengan membuka wawasan tekonologi modern sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan zaman. Tujuan dasar penerapan sistem manajemen produksi Toyota Jepang ini antara lain yaitu :
a. Kuantitas kontrol
Perusahaan Toyota Jepang menjalankan sistem untuk beradaptasi secara fluktuatif serta variasi.
b. Kualitas jaminan
Perusahaan Toyota Jepang dengan sistem manajemen produksinya melakukan penjamina terhadap seluruh aktivitas pemasokkan unit produk yang baik untuk selanjutnya.
- See more at: http://manajemenproduksi.com/membedah-tuntas-sistem-manajemen-produksi-toyota-jepang/#sthash.lMctL52W.dpuf
Kaizen, Rahasia Keunggulan Manajemen Jepang Berbasis Nilai Leluhur
By : Hasmina Syarif
Dunia
berjalan dalam suatu proses transisi dari persaingan lokal menuju persaingan
global yang kian ketat dan membutuhkan karakteristik unik multinasionalitas
agar dapat bertahan didalamnya karena globalisasi selalu berujung pada
kompetisi yang ketat dan terkadang diselimuti ketidakpastian.
Keunggulan manajemen Jepang yang berkarakter “cost-saving” dan "hi-quality" dalam menghadapi
persaingan global tidak lebih karena penerapan manajemen yang baik yang
diperoleh melalui kerja keras,
terbuka dan mau belajar dari negara lain pasca kekalahan negara tersebut di PD-II tanpa
mengabaikan
identitas nilai kultur leluhur mereka. Karakter yang menonjol yang
menjadi sumber keunggulan negeri matahari terbit itu adalah tertanamnya “filosophy
kerja kaizen”, yaitu keinginan untuk selalu melakukan perbaikan yang tidak
pernah berakhir yang telah mendarah daging bahkan sudah merupakan cara hidup
dikalangan masyarakat, pebisnis maupun pemerintahnya.
Masyarakat Jepang menyadari bahwa setiap hari adalah tantangan baru
yaitu perbaikan untuk perubahan lebih baik. Bahkan dikalangan pelaku bisnis
dikenal memiliki moto yaitu; “Engineers at Japanese plants are often
warned, ‘There will be no progress if you keep on doing things exactly the same
way’” (para insinyur di Jepang sering diingatkan akan sebuah moto, ‘Tidak pernah
akan ada kemajuan jika anda mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama dari
waktu ke waktu). Kaizen menganjurkan untuk tidak
boleh diam karena, pembangunan berkelanjutan harus dimulai dengan
perbaikan dari
hal-hal yang kecil yang sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.
Tidak ada usaha yang kecil akan memperoleh hasil yang besar terkecuali
usaha kecil tersebut di dilakukan sesering mungkin.
|
Kaizen
Workshop di salah satu Perusahaan Jepang
|
Jadi tidak heran mengapa Jepang
menjadi negara yang unggul dan sangat cepat melejit dalam segala hal, cukup
matang menghadapi globalisasi, hebat dalam berkarya, mantap dalam kedisplinan,
konsisten terhadap nilai-nilai budaya leluhurnya dan percaya bahwa waktu adalah
penentu segalanya. Filosofi yang dipegang penuh begitu menyatu dengan tekad
kuat yang dimiliknya bahwa segala sisi dari kehidupan manusia sudah seharusnya
berubah ke arah yang lebih baik dan kaizen hadir sebagai kunci keberhasilan
pembangunan Jepang khususnya dalam industri yang berbasis teknologi.
Manajemen
yang berbasis Kaizen saat ini begitu berkembang diterapkan di
Jepang
bahkan sudah merambat dan menjangkau luas kebeberapa negara lainnya di
Eropa, Amerika dan di Asia. Diberbagai mas media di Jepang mulai dari
koran-koran, radio, serta televisi hampir setiap hari
diserang dengan pernyatan-pernyataan yang dikeluarkan oleh pengusaha,
pejabat
pemerintah, politisi mengenai kaizen tentang pertimbangaan perdagangan
dengan
negara-negara lain, kaizen tentang sistem kesejahteraan sosial dan
kaizen
tentang peningkatan kinerja perusahaan swasta dsb.
Istilah "Kaizen"
bersumber dari kontraksi dua karekter dalam
bahasa Jepang yang berasal dari kata “Kai” yaitu "perubahan", “Zen” yang berarti “lebih baik”. Jadi pengertian kaizen secara sederhana adalah usaha perbaikan/penyempurnaan secara
kecil-kecilan dan berkesinambungan, dengan melibatkan semua jajaran dalam level
organisasi, dari manajemen tingkat atas/pimpinan sampai ketingkat bawah agar
selalu lebih baik dari kondisi sekarang. Kaizen juga telah diterjemahkan oleh
manajemen barat dengan “Continuous Improvement” dalam pengelolaan dan perbaikan proses di tempat
kerja.
|
Kaizen system juga diterapkan dibanyak perusahaan Amerika
dan Eropa.
|
Di Jepang sendiri, pemahaman kaizen
bukan saja sebagai suatu sistem kerja yang telah menjadi bagian dalam
manajemen Jepang, tapi juga sudah merupakan kultur kerja
yang mengakar bahkan telah menjadi falsafah hidup yang bersumber dari
budaya
leluhur yang terbukti mampu mengantarkan masyarakatnya menjadi
masyarakat dengan peradaban modern yang berbasis nilai budaya leluhur.
Awal keberadaan
kaizen, didasari budaya leadership Jepang klasik
yang bersumber dari kredo “bushido” dari kelompok kesatria Jepang yang dikenal
dengan samurai, suatu kelompok dengan posisi semacam leader dalam masyarakat
Jepang kuno yang menanamkan tujuh nilai leluhur yang telah diterapkan
sejak 1100 tahun yang lalu yaitu Chu (tugas dan kesetiaan) Gi (adil &
bermoral), Makoto (tulus ikhlas), Rei (sopan santun), Jin (kasih sayang), Yu
(keberanian heroik) dan Meiyo kehormatan).
Sebagai suatu falsafah hidup masyarakatnya, pemahaman dan
implementasi kaizen tidak saja diamalkan dalam
kehidupan kerja di perusahaan maupun pemerintahan, akan tetapi juga
dalam kehidupan sosial, kehidupan rumah tangga, yang mengarahkan agar selalu
berfokus pada upaya perbaikan terus menerus secara bertahap, sekecil apapun
perbaikan itu pasti akan berguna.
Pada awal abad ke-20, istilah
kaizen perlahan mulai muncul dalam karya terbitan orang Jepang, namun
kata itu belum digunakan secara luas pada masyarakat umum. Istilah
Kaizen mulai berkembang di Toyota 1950 – 1960an, sebagai bagian
dari strategi pengembangan dalam konsep Toyota Production System (TPS)
yang diprakarsai oleh
Taichi Ohno (mantan executive vice presiden Toyota Motor Jepang) yang
menghasilkan
orang-orang yang dapat menganalisis metoda kerja dan membuat perbaikan
untuk
meningkatakan kinerja proses yang mengutamakan kreatifitas ketimbang
modal sebagai prioritas besar toyota saat itu.
Dominasi keunggulan manajemen Toyota
Production System (TPS) yang berintikan kaizen terbukti telah
menghasilkan
loncatan kinerja yang luar biasa dan karena efektif berorientasi "low
cost" bahkan berhasil diterapkan dibeberapa negara lainnya termasuk
Indonesia. Hal ini juga telah memprakarsai munculnya konsep-konsep
manajemen operasional yang sudah banyak dikenal
seperti konsep aliran Produksi Tepat Waktu (Just In Time), 7 Pemborosan
(7 waste), 5S/5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin), sistem Kanban,
Total Perawatan
Terpadu (Total Productive Maintenance), 8 Langkah Proses Penyelesaian
Terpadu
(8 Steps Problem Solving Process) dan yang lainnya. Keberhasilan
penerapan pendekatan diatas telah terbukti banyak memberi konstribusi
keunggulan
yang ditunjukan oleh perusahaan Jepang lainnya seperti Honda, Nikon,
Canon,
Mitsubishi, Nisan dan lain-lain, termasuk dalam tatanan manajemen
pemerintahan
Jepang.
Toyota misalnya, sebagai
nama besar dan ikon keberhasilan industri manufaktur dalam bidang otomotif
Jepang yang berawal dari industri tekstil ini mampu menjelma dan
mengembangkan produk otomotif komersialnya sebagai produsen mobil Jepang
sekaligus yang terbesar dan tersukses hingga menjangkau seluruh pelosok
didunia. Keberhasilan toyota dalam menerapkan pola perbaikan ala kaizen yang
berkembang merupakan awal keberhasilan sistem produksi mereka yang dikenal
dengan Toyota Production System (TPS) atau di barat dikenal dengan istilah "Lean Manajement', telah dianggap sebagai salah satu
praktisi utama yang paling terkenal berhasil dalam menerapkan sistem kaizen yang
terintegrasi dengan budaya organisasi yang revolusioner melalui pola 4P
(Philosophy, People, Process dan Problem solving).
Penerapan kaizen di lini produksi
Toyota pada awalnya sangat memungkinkan setiap pekerja dalam mendeteksi
kerusakan yang terjadi secara otomatis dengan mudah, lalu menghentikan
seluruh jalur
perakitan untuk kemudian memperbaiki cacat yang terjadi, sembari
mengidentifikasi akar
permasalahannya dengan menggunakan mentoda pendekatan
Plan-Do-Check-Action
(PDCA) yang bersumber dari teori Deming. Pertemuan-pertemuan dalam
satuan kerja kelompok kecil di mana karyawan mengetahui masalah di
tempat kerja
yang sebenarnya dapat memberikan saran kepada manajemen tentang cara
meningkatkan efisiensi seperti
waktu siklus (cycle Time), waktu ancang ancang (lead time) untuk
memenuhi waktu
pacu (takt time) yang telah ditentukan untuk menjamin jadwal permintaan
pelanggan dalam kontek internal (didalam jalur produksi) maupun
pelanggan
external (pembeli).
Sejalan dengan visinya, strategi
kaizen di toyota diarahkan pada aspek apa yang paling penting untuk
meningkatkan kinerja yaitu kualitas (quality), biaya(cost) dan
pengiriman (Delivery), tidak lain hanya untuk memuaskan pelanggannya.
Aspek kualitas tidak hanya berkaitan dengan kualitas produk jadi atau
jasa
layanan, namum juga kualitas dari proses yang menghasilkan produk maupun
jasa
layanan. Biaya terkait dengan biaya keseluruhan sejak dari merancang,
menjual,
memelihara produk dan jasa layanan, sedang aspek penyerahan (delivery)
adalah
menyerahkan produk atau jasa layanan dalam jumlah dan waktu yang tepat.
Toyota meyakini benar, apabila ketiga kondisi yang dirumuskan dalam hal
yang menjadi sasaran kaizen tersebut terpenuhi maka konsumen akan
terpuaskan.
Untuk mewujudkan ketiga aspek diatas, metoda kerja dan sumberdaya yang
meliputi
tenaga kerja, informasi, peralatan dan material harus dikelola dengan
tepat yang pengelolaannya membutuhkan standar. Untuk menjamin standar
yang baik, setiap kali terjadi masalah atau
ketidakwajaran harus dilakukan identifikasi untuk mengetahui akar
permasahan yang timbul dan segera ditanggulangi dengan cepat, sekaligus
mengubah standar
yang ada dan selanjutnya menerapkan standar baru serta mencegah
terjadinya suatu permasalahan yang sama tidak terulang lagi. Dengan
demikian
standar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kaizen sebagai
dasar dari
perbaikan berkesinambunagan yang dilakukan sehari-hari.
Awal penerapan filosofi kaizen dalam mengoptimalkan kinerja TPS, peran
kaizen sangat serius mengarahkan seluruh karyawan untuk melihat bahwa
tidak semua kerja bernilai tambah, oleh sebab itu elemen kerja yang
tidak memiliki nilai tambah harus diperangi karena akan berdampak
pemborosan yang dikenal dengan
Mura (ketidakseimbangan proses kerja),
Muri (kelebihan beban kerja) dan
Muda yang merupakan 7 pemborosan ("7 waste") yang harus dihilangkan meliputi ; 1)
produksi
berlebihan (overproduction), (2)
persediaan berlebihan (excess inventory), (3)
sisa bahan dan pengerjaan ulang (scrap and rework), (4)
waktu tunggu (waiting time),
(5)
pengangkutan berlebih (excess conveyance), (6)
gerakan berlebihan (excess
motion) dan (7)
pemprosesan berlebihan (overprocessing). Ketiga fenomena diatas merupakan rintangan yang berpotensi menghambat produktifitas
proses produksi dan terciptanya qualitas produk yang baik.
Oleh karena ketujuh pemborosan diatas awalnya diterapkan di Toyota, seiring
dengan perkembangannya banyak perusahaan yang merubah atau menambahkan kemungkinan
bentuk pemborosan yang berpotensi muncul sesuai dengan kondisi masing-masing,
misalnya saja kegagalan memanfaatkan potensi sumberdaya manusia, sistem dan
prosedur yang tidak efisien, banyaknya energi yang terbuang dengan sia-sia,
pelayanan yang tidak efisien, lamanya menunggu dokumen tiba maupun diproses
atau berkenaan dengan kesalahan dalam dokument atau transaksi dan sebagainya
adalah merupakan hal-hal yang sering ditemukan dan ditambahkan.
|
Penerapan 5S di meja kerja.
|
Dalam
berbagai kasus ketika seorang karyawan belum menemukan potensi perbaikan maka
memulai dengan konsep dasar kaizen yang dikenal dengan 5S adalah ide yang
terbaik, Konsep ini menggunakan 5 kata bahasa Jepang yang berawal huruf S yaitu ;
seiri
(ringkas),
seiton(rapih),
seiso(resik),
seiketsu(rawat) dan
setsuke (rajin).
Konsep 5S lebih sekedar penanaman disiplin ditempat kerja yang berpotensi dapat
menemukan peluang untuk melakukan perbaikan. Konsep 5S sekarang telah menjadi
benchmark yang paling populer ditatanan perusahaan maupun pemerintahan.
|
Lingkungan kerja ala kaizen yang efisien
|
Tatkala Toyota mengelola
fasilitas produksi General Motor perusahaan otomotif terbesar Amerika di
Freemont - California yang telah tutup, tidak perlu melakukan perombakan
besar-besaran dalam mengadopsi "best practice ala Toyota", tapi justru melakukan
perubahan incremental layaknya filosofi kaizen yang keberhasilannya telah
menjadi pemicu untuk meyakinkan industri otomotif Amerika sehingga manajemen berbasis
kaizen mendapat perhatian para analis manajemen di negara itu, lebih-lebih
melihat perkembangan yang pesat ekonomi jepang yang kerap kali merepotkan
hegemoni negara-negara barat dalam percaturan ekonomi global.
Seiring dengan perkembangan waktu dan dominasi pendekatan serta
keberhasilan penerapan sistem perbaikan ala “kaizen” yang sebelumnya
hanya
diterapkan dan menjadi rahasia keberhasilan manajemen Jepang kini telah
menarik dunia barat dan beberapa negara lainya
di Asia. Indikator inilah yang telah memicu banyaknya pihak diluar
Jepang yang berlomba-lomba mempelajari bagaimana implementasi
manajemen kaizen yang sebenarnya di negeri matahari terbit
tersebut.
Tulisan ini, bukan untuk
mengatakan bahwa cara "kaizen" adalah akhir dari semuanya untuk
menjadikan solusi
dalam memperbaiki semua masalah ekonomi maupun sosial saat ini, tetapi
merupakan awal yang baik untuk memecahkan beberapa permasalahan
subtansial. Adalah wajar jika tidak sedikit dari yang membaca tulisan
ini
akan bertanya khususnya kepada meraka yang berperan sebagai pembuat
keputusan
dalam suatu organisasi baik organisasi bisnis maupun pemerintahan ada
yang akan
bersenandung dengan mengatakan ; apa mungkin budaya kaizen termasuk proses
manufaktur Toyota akan berhasil dilakukan dengan cara saya menjalankan
perusahaan atau pemerintahan ditempat saya?
Beberapa orang akan
mengatakan segalanya dan juga tidak sedikit yang akan mengatakan
"tidak". Bahkan bagi mereka yang berasal dari instansi pemerintahan
secara tegas akan bertanya ; apakah kaizen dapat diterapkan di pemerintahan?
maka jawabannya, kaizen adalah suatu pendekatan yang berorientasi pada
pendekatan manusiannya (personal approach) untuk melakukan perbaikan
secara berkesinambungan dan merubah kultur organisasi menjadi lebih
baik. Bukankah hal tersebut juga sangat dibutuhkan dalam pengelolaan
manajemen pemerintahan.
|
Hasil
kaizen di salah satu industri komponen otomotif di Indonesia
dibawah arahan Wolio
Genba Manajement Specialist
|
Untuk berubah harus berawal dari
tekad dan kemauan yang besar melalui perubahan mindset kita dengan harus
membuka terhadap pengetahuan yang mampu memberi nilai tambah (value
added) demi perubahan lebih baik, dari manapun asalnya selama itu tidak
keluar dari
tatanan nilai budaya kita dan lebih bijak jika direspons secera positif
dengan sifat keterbukaan kita untuk menerimanya. Bukankah untuk lebih
baik maka perubahan
dengan cara cerdas mutlak dilakukan karena didunia tidak ada yang kekal
kecuali perubahan itu sendiri. (Wolio-Kaizen & Genba Manajement Specialist )
sumber: http://wolio-molagi.blogspot.com/2012/11/kaizen-rahasia-keunggulan-manajemen.html
Membedah
Tuntas Sistem Manajemen Produksi Toyota Jepang - See more at:
http://manajemenproduksi.com/membedah-tuntas-sistem-manajemen-produksi-toyota-jepang/#sthash.lMctL52W.dpuf
Sistem manajemen produksi Toyota Jepang
mampu menyita perhatian publik yang kini hanya bisa menggeleng –
gelengkan kepala oleh kesuksesan yang diraih oleh perusahaan Toyota asal
dari negara Jepang ini.
Perusahaan Toyota merupakan manufaktur di Asia yang bisa menyediakan
produksi massal bagi perkembangan bisnis automobile di dunia. Kesuksesan
Jepang dalam bidang otomotif ini menjadikan metode pelaksanaan
bisnisnya dalam kiblat industri di dunia.
Begitu cepatnya Jepang dalam melaksanakan bisnis perancangan serta
produksi mobil ini membuat dunia bersorak ramai takjub dengan kesuksesan
yang ada.
Kunci suksesnya produk Toyota Jepang ini didukung dengan sistem
manajemen produksi yang diterapkannya. Sebelum semua menyadari
pentingnya sistem manajemen produksi ini, maka perusahaan Toyota sudah
melaksanakannya dengan segera sehingga hasil yang didapatkan memuaskan
bagi perkembangan ekonomi negara Jepang.
Nah, ulasan selengkapya mengenai sistem manajemen produksi Toyota
Jepang ini akan anda temukan secara detail dalam ulasan berikut ini
yaitu :
Sistem Manajamen Produksi Toyota
Sistem manajemen produksi merupakan sebuah tata laksana yang didalamnya
terdiri atas pengaturan dan pengelolaan sumber daya produksi untuk
didapatkan hasil produksi yang memuaskan bagi perusahaan maupun konsumen
produknya.
Pelaksanaan sistem manajemen produksi tidak hanya menjadi tanggung
jawab oleh beberapa orang yang ada dalam proses produksi melainkan semua
orang dalam perusahaan berperan dalam pelaksanaan sistem manajemen
produksi. Inilah fungsi loyalitas bagi pekerja yaitu untuk meningkatkan
nilai produksi perusahaan secara bersamaan.
Sistem manajemen produksi yang dijalankan oleh perusahaan Toyota
Jepang terbagi atas metode produksi dan kerangka dasarnya. Berikut ini
adalah rincian pelaksanaan sistem manajemen produksi Toyota Jepang yaitu
:
Metode Produksi Toyota
Metode produksi merupakan sebuah cara yang sistematis dan terstruktur
untuk menghasilkan sebuah produk jadi dari pengolahan bahan mentah atau
bahan setengah jadi yang diterima oleh perusahaan.
Begitu pun halnya dengan metode produksi yang dilaksanakan oleh
Toyota Jepang. Perusahaan Toyota Jepang ini mengupayakan recruitment
atau penerimaan pegawai yang berkompeten dengan keterampilan serta
kesederhanaan yang sangat fleksibel sehingga bisa memenuhi apapun
kebutuhan konsumen di luar.
Produk standar yang dihasilkannya pun bisa mencukupi seluruh
permintaan konsumen di pasaran sehingga volume produksi perusahaan
Toyota ini terbilang besar dibandingkan dengan perusahaan otomotif
lainnya.
Perusahaan Toyota menciptakan sistem produksi baru yang lebih
memaksimalkan persediaan untuk konsumen dibandingkan dengan keuntungan
yang dihasilkan sehingga ketika permintaan konsumen tersebut besar bagi
perusahaan maka produsen Toyota Jepang menganggap bahwa dirinya sedang
mengalami kesuksesan.
Kerangka Dasar Produksi Toyota
Berbicara mengenai kerangka dasar produksi Toyota tentunya tidak bisa
dilepaskan dengan yang namanya ide. Keberadaan kerangka dasar dari
sebuah perusahaan Toyota ini didasarkan atas ide awal yang digagaskan
oleh perusahaan sehingga mampu menciptakan produk baru yang berkualitas.
Nah, setelah munculnya ide produksi Toyota ini maka perusahaan Toyota
mulai melakukan perancangan sistem manajemen produksi yang tepat bagi
produknya.
Sistem manajemen produksi Toyota Jepang menggunakan teknologi
manajemen produksi yang komprehensif dengan membuka wawasan tekonologi
modern sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan zaman.
Tujuan dasar penerapan sistem manajemen produksi Toyota Jepang ini
antara lain yaitu :
a. Kuantitas kontrol
Perusahaan Toyota Jepang menjalankan sistem untuk beradaptasi secara fluktuatif serta variasi.
b. Kualitas jaminan
Perusahaan Toyota Jepang dengan sistem manajemen produksinya melakukan
penjamina terhadap seluruh aktivitas pemasokkan unit produk yang baik
untuk selanjutnya.
- See more at: http://manajemenproduksi.com/membedah-tuntas-sistem-manajemen-produksi-toyota-jepang/#sthash.lMctL52W.dpuf
Membedah
Tuntas Sistem Manajemen Produksi Toyota Jepang - See more at:
http://manajemenproduksi.com/membedah-tuntas-sistem-manajemen-produksi-toyota-jepang/#sthash.lMctL52W.dpuf
Membedah
Tuntas Sistem Manajemen Produksi Toyota Jepang - See more at:
http://manajemenproduksi.com/membedah-tuntas-sistem-manajemen-produksi-toyota-jepang/#sthash.lMctL52W.dpuf